Berita Terbaru
BAZNAS DIY Hadiri Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Penyelamatan Pangan
Yogyakarta – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Daerah Istimewa Yogyakarta menghadiri kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Gerakan Penyelamatan Pangan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY pada Kamis 14 Agustus 2025 di De Laxston Hotel. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan pemerintah daerah, lembaga mitra, pelaku usaha pangan, komunitas relawan, dan Ketua BAZNAS DIY.
Gerakan Penyelamatan Pangan ini bertujuan uacntuk mengurangi potensi pemborosan pangan sekaligus mengoptimalkan penyaluran bahan makanan layak konsumsi kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya mustahik di wilayah DIY.
Ketua BAZNAS DIY,Dra. Hj. Puji Astuti M.Si, menjelaskan bahwa setiap hari ada potensi pangan yang terbuang, padahal dapat dimanfaatkan untuk membantu masyarakat kurang mampu. “Gerakan ini menjadi upaya bersama untuk memastikan bahwa pangan yang masih layak dapat tersalurkan tepat sasaran, sehingga membantu ketahanan pangan sekaligus mengurangi angka kemiskinan,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, BAZNAS DIY bersama para mitra membahas mekanisme penghimpunan, penyimpanan, hingga distribusi pangan layak konsumsi. Selain itu, dilakukan sosialisasi tentang standar keamanan pangan, pemetaan wilayah penerima, dan sistem pelaporan agar penyaluran bantuan lebih transparan dan akuntabel.
BAZNAS DIY berharap melalui gerakan ini, kesadaran masyarakat terhadap penyelamatan pangan semakin meningkat. Dengan kolaborasi yang kuat, tidak hanya mustahik yang terbantu, tetapi juga tercipta budaya berbagi yang berkelanjutan di tengah masyarakat.
14/08/2025 | admin
Sinergi Membangun Ekonomi Syariah, BAZNAS DIY Hadiri Seminar BI
Yogyakarta – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Daerah Istimewa Yogyakarta turut menghadiri Seminar Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia pada 14 Agustus 2025 di Hotel Royal Ambarrukmo. Seminar ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, lembaga keuangan syariah, hingga organisasi pengelola zakat, guna memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
Kegiatan ini membahas potensi besar ekonomi syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan, termasuk optimalisasi sektor zakat, infak, sedekah, dan wakaf sebagai penggerak ekonomi umat.
Perwakilan BAZNAS DIY,Dr. H. Munjahid M.Ag, menyampaikan bahwa kehadiran BAZNAS DIY dalam seminar ini menjadi bentuk dukungan terhadap upaya integrasi pengelolaan dana sosial keagamaan dengan sistem keuangan syariah. “Kami melihat sinergi ini sangat strategis untuk memperluas manfaat zakat dan sedekah, tidak hanya sebagai bantuan konsumtif, tetapi juga pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Bank Indonesia melalui seminar ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor agar ekosistem halal dan keuangan syariah dapat berkembang pesat, termasuk melalui inovasi pembiayaan dan digitalisasi layanan keuangan.
BAZNAS DIY berharap, hasil dari forum ini dapat diimplementasikan dalam program-program pemberdayaan ekonomi yang lebih terarah, sehingga mampu menurunkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
- Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
- Website: diy.baznas.go.id
- Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
14/08/2025 | admin
50 Truk Bantuan Makanan BAZNAS DIY dan BAZNAS RI Kembali Dikirim untuk Warga Palestina
Yogyakarta – BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan BAZNAS RI kembali mengirimkan 50 truk bantuan makanan untuk warga Palestina. Pengiriman ini merupakan kelanjutan dari komitmen kemanusiaan dalam membantu korban krisis di Palestina yang hingga kini masih membutuhkan dukungan pangan dan logistik.
Bantuan tersebut berisi kebutuhan pokok seperti beras, tepung, minyak goreng, makanan siap saji, dan air minum. Seluruhnya merupakan hasil penghimpunan dana dari masyarakat, lembaga, dan para muzaki yang peduli terhadap kondisi saudara-saudara di Palestina.
Ketua BAZNAS DIY menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh donatur yang telah berkontribusi. “Bantuan ini adalah bukti nyata bahwa kepedulian masyarakat Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak pernah surut untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina,” ujarnya.
BAZNAS DIY bersama BAZNAS RI akan terus menyalurkan bantuan hingga kondisi di Palestina membaik, serta mengajak masyarakat untuk terus mendukung misi kemanusiaan ini melalui donasi.
Sedekah untuk Palestina: CIMB Niaga Syari'ah: 8600 0462 3500 an.Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta Atau kunjungi kantor digital kami https://diy.baznas.go.id/sedekah Mohon tambahkan kode unik 015 dibelakang nominal transfer untuk memudahkan verifikasi. Layanan BAZNAS DIY 0852 2122 2616
13/08/2025 | Admin
Menghidupkan Fungsi Masjid, BAZNAS DIY Paparkan Program Revitalisasi dan Microfinance
Yogyakarta – BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat kehormatan menjadi narasumber dalam kegiatan yang membahas Revitalisasi Masjid dan BAZNAS Microfinance Masjid. Acara ini digelar pada 12-13 Agustus 202522 dan dihadiri oleh BAZNAS Se-DIY, pengurus masjid, tokoh masyarakat, serta perwakilan lembaga keagamaan dari berbagai daerah di DIY.
Dalam pemaparannya, narasumber dari BAZNAS DIY menjelaskan bahwa revitalisasi masjid bukan hanya menyentuh aspek fisik bangunan, tetapi juga fungsi sosial, ekonomi, dan pemberdayaan umat. “Masjid harus menjadi pusat peradaban. Selain tempat ibadah, masjid dapat menjadi sentra pendidikan, ekonomi, dan penguatan ukhuwah umat,” tegasnya.
BAZNAS DIY juga memaparkan program BAZNAS Microfinance Masjid yang dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi jamaah melalui pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola secara produktif. Program ini telah terbukti membantu pelaku usaha mikro di lingkungan masjid meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.
Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi pengurus masjid untuk mengembangkan peran masjid secara optimal, sehingga mampu memberikan manfaat luas bagi jamaah dan masyarakat sekitar.
Dengan kolaborasi antara pengurus masjid, BAZNAS, dan masyarakat, masjid dapat menjadi motor penggerak kesejahteraan umat, tidak hanya di bidang spiritual tetapi juga sosial dan ekonomi.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
- Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
- Website: diy.baznas.go.id
- Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
13/08/2025 | admin
TNI Angkatan Laut DIY Tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah Melalui BAZNAS DIY
Yogyakarta – TNI Angkatan Laut Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung program kemaslahatan umat dengan menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) melalui BAZNAS DIY. Penyerahan ZIS dilaksanakan di Kantor BAZNAS DIY.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan TNI AL DIY menyampaikan bahwa penyaluran ZIS melalui BAZNAS DIY merupakan bentuk tanggung jawab sosial sekaligus wujud kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan. “Kami berharap zakat, infak, dan sedekah yang kami titipkan dapat dikelola secara amanah dan tepat sasaran, sehingga memberi manfaat nyata bagi mustahik di seluruh wilayah DIY,” ujarnya.
ZIS yang dihimpun melalui BAZNAS DIY nantinya akan disalurkan dalam berbagai program, antara lain bantuan kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, serta keagamaan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan langkah ini, TNI AL DIY dan BAZNAS DIY berharap dapat menginspirasi instansi lain untuk turut berkontribusi dalam membangun kesejahteraan umat melalui zakat, infak, dan sedekah.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
- Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
- Website: diy.baznas.go.id
- Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
13/08/2025 | admin
Z-Coffee BAZNAS DIY di UMY: Sedekah Hangat dalam Setiap Seduhan
BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta resmi meluncurkan Z-Coffee BAZNAS di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai bagian dari inovasi penghimpunan dana zakat, infak, dan sedekah melalui konsep kafe sosial. Acara peluncuran ini berlangsung pada Rabu, 13 Agustus 2025 di area kampus UMY, dihadiri oleh jajaran pihak universitas, dan mahasiswa.
H. Ahmad Lutfi, SS., MA selaku Wakil Ketua BAZNAS DIY hadir dan memberikan sambutan. Dalam pesannya, beliau menegaskan bahwa Z-Coffee BAZNAS bukan sekadar tempat menikmati kopi, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan. “Setiap pembelian di Z-Coffee BAZNAS adalah sedekah yang mengalirkan manfaat. Mahasiswa dan masyarakat bisa ngopi sambil beramal, sehingga kebaikan menjadi gaya hidup,” ujarnya.
Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya zakat dan sedekah, sekaligus menciptakan ruang kreatif yang positif di lingkungan kampus. Z-Coffee BAZNAS di UMY menjadi cabang baru setelah sebelumnya sukses hadir di berbagai titik strategis di DIY.
Dengan hadirnya Z-Coffee BAZNAS di UMY, BAZNAS DIY terus menguatkan komitmen untuk menghadirkan program yang memadukan gaya hidup modern dengan semangat berbagi, demi terwujudnya masyarakat yang lebih peduli dan sejahtera.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
- Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
- Website: diy.baznas.go.id
- Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
13/08/2025 | admin
Satu Mushaf, Sejuta Pahala,BAZNAS DIY Salurkan Sedekah Al-Qur’an ke Pondok Pesantren Al Hadi II Bangunjiwo
Bantul – BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta menyalurkan Sedekah Al-Qur’an kepada santri di Pondok Pesantren Al Hadi II, Bangunjiwo, Bantul, pada Senin 11/8/2025. Program ini merupakan bagian dari upaya BAZNAS DIY untuk mendukung pendidikan agama dan meningkatkan literasi Al-Qur’an di kalangan santri.
Penyerahan dilakukan secara langsung oleh perwakilan BAZNAS DIY kepada pengasuh pondok pesantren, disaksikan para ustaz dan santri. Al-Qur’an yang disalurkan diharapkan menjadi sarana pembelajaran dan penghafalan bagi santri, sehingga mereka dapat semakin mencintai dan memahami kitab suci.
BAZNAS DIY berharap Al-Qur’an yang kami salurkan dapat digunakan sebaik-baiknya untuk membekali santri dengan ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi para muzaki dan munfik.
Melalui program seperti ini, BAZNAS DIY terus berkomitmen menyalurkan zakat, infak, dan sedekah secara tepat sasaran, menyentuh langsung kebutuhan umat, dan memberikan dampak positif bagi pendidikan Islam di DIY.
Sebarkan cahaya Al-Qur'an kepada para tahfidz di DIY! Tunaikan sedekah Al-Qur'an melalui BAZNAS DIY, bantu mereka menghafal dan menyebarkan kebaikan Kalam Ilahi. Bayangkan… di setiap huruf yang dibaca, setiap ayat yang dihafal, setiap doa yang dipanjatkan oleh santri—pahalanya mengalir kepada Anda, tanpa henti, bahkan setelah kita tiada.Mari titipkan sedekah terbaik untuk Al-Qur’an melalui BAZNAS DIY.Bersama, kita tebarkan cahaya hidayah hingga ke pelosok pesantren di Daerah Istimewa Yogyakarta. ???? Salurkan melalui:BSI : 309 12 2019 8 an.BAZNAS DIYTambahkan kode unik 015 dibelakang nominal transfer untuk memudahkan verifikasi???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616 ???? Website: diy.baznas.go.id ???? Media Sosial: @baznasdiy__official BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat #SedekahAlQuran #BAZNASDIY #sedekahdibaznasdiyaja #ZakatdiBAZNASDIYaja
12/08/2025 | admin
Hukum Bulan Safar: 5 Fakta Penting yang Wajib Diketahui Umat Muslim
Bulan Safar sering kali menjadi bahan perbincangan di tengah masyarakat Muslim, terutama terkait mitos, kepercayaan, dan praktik ibadah tertentu. Sebagian orang masih menganggap bulan ini membawa kesialan, sementara yang lain memanfaatkannya untuk memperbanyak amal shalih. Oleh karena itu, penting untuk memahami Hukum Bulan Safar berdasarkan dalil yang sahih agar tidak terjebak pada kesalahpahaman dan amalan yang tidak sesuai syariat.Dalam artikel ini, kita akan membahas Hukum Bulan Safar secara mendalam, mematahkan mitos yang berkembang, serta mengungkap pandangan Islam berdasarkan Al-Qur’an, hadis, dan penjelasan para ulama.1. Makna dan Sejarah Bulan Safar dalam Islam
Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender hijriah yang datang setelah Muharram. Nama "Safar" berasal dari kata "sifr" yang berarti "kosong", karena pada zaman jahiliah, rumah-rumah orang Arab sering kosong di bulan ini akibat para lelaki pergi berperang atau berdagang. Dalam memahami Hukum Bulan Safar, penting untuk mengetahui latar belakang sejarahnya agar kita tidak salah mengartikannya.Pada masa jahiliah, bulan ini sering dianggap membawa malapetaka. Pandangan ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Rasulullah SAW datang untuk meluruskan pemahaman tersebut dan menegaskan bahwa semua bulan memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah, kecuali empat bulan haram yang dimuliakan. Oleh karena itu, Hukum Bulan Safar menurut syariat adalah sama dengan bulan-bulan lainnya, tanpa larangan khusus untuk beraktivitas.Sejarah mencatat, di bulan Safar pernah terjadi beberapa peristiwa penting, termasuk peperangan dan hijrah Nabi. Fakta ini menunjukkan bahwa Hukum Bulan Safar tidak mengandung unsur larangan untuk melakukan perjalanan atau aktivitas penting. Justru, banyak sahabat Nabi tetap melaksanakan kegiatan penting di bulan ini tanpa rasa takut.Masyarakat jahiliah juga memiliki tradisi tertentu seperti menunda pernikahan atau menghindari perjalanan di bulan Safar. Tradisi tersebut tidak memiliki dasar agama, sehingga Hukum Bulan Safar dalam Islam justru menolak takhayul tersebut dan mendorong umat untuk berpegang pada dalil yang benar.Kesimpulannya, secara historis, Hukum Bulan Safar adalah netral dan tidak ada larangan khusus, sehingga umat Islam sebaiknya fokus kepada amalan yang sesuai tuntunan Nabi.2. Hukum Bulan Safar Menurut Al-Qur’an dan Hadis
Untuk memahami Hukum Bulan Safar, kita harus merujuk langsung pada sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis. Dalam Al-Qur’an, tidak ada satu pun ayat yang menyebut bulan Safar sebagai bulan yang terlarang atau membawa sial. Semua bulan memiliki 12 jumlahnya dan ditetapkan oleh Allah sebagai ukuran waktu.Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA menegaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada penularan penyakit tanpa izin Allah, tidak ada kesialan karena burung hantu, dan tidak ada (kesialan) pada bulan Safar." Hadis ini menjadi landasan utama Hukum Bulan Safar, yang menolak anggapan bulan ini sebagai bulan sial.Dengan demikian, Hukum Bulan Safar adalah bahwa bulan ini tidak berbeda dengan bulan lainnya dalam hal hukum syariat. Umat Islam bebas melakukan akad nikah, memulai usaha, atau melakukan perjalanan di bulan ini, tanpa takut terkena nasib buruk.Para ulama seperti Imam Nawawi dan Ibnu Hajar juga menegaskan bahwa kepercayaan terhadap kesialan bulan Safar adalah bagian dari tathayyur (takhayul) yang dilarang. Ini berarti bahwa Hukum Bulan Safar dalam Islam adalah menolak segala bentuk keyakinan yang mengandung unsur syirik atau tidak berdasar pada dalil yang sahih.Kesimpulannya, dalil dari Al-Qur’an dan hadis secara jelas menunjukkan bahwa Hukum Bulan Safar adalah membebaskan umat dari belenggu mitos jahiliah, dan mengajarkan tawakal kepada Allah dalam setiap urusan.3. Mitos dan Kesalahpahaman tentang Bulan Safar
Banyak masyarakat yang masih percaya bahwa bulan Safar adalah bulan penuh kesialan. Mereka mengaitkannya dengan musibah, penyakit, dan kegagalan. Padahal, pemahaman ini bertentangan dengan Hukum Bulan Safar yang diajarkan Rasulullah SAW.Salah satu mitos populer adalah keyakinan bahwa menikah di bulan Safar akan membawa rumah tangga menuju perceraian. Padahal, tidak ada dalil yang mendukung anggapan ini. Justru, pernikahan yang baik adalah yang dilaksanakan dengan niat ibadah dan memohon keberkahan dari Allah, terlepas dari bulan apapun, sesuai Hukum Bulan Safar yang benar.Ada pula anggapan bahwa bepergian di bulan Safar akan berujung celaka. Keyakinan ini termasuk tathayyur, yang berarti merasa sial karena sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan takdir. Dalam Hukum Bulan Safar, hal ini dilarang karena dapat mengurangi rasa tawakal kepada Allah.Mitos lain adalah adanya “hari nahas” di bulan Safar, khususnya Rabu terakhir. Beberapa orang bahkan melakukan ritual tertentu untuk menolak bala. Padahal, praktik tersebut tidak memiliki dasar dari Nabi maupun sahabat, sehingga bertentangan dengan Hukum Bulan Safar yang benar.Mempercayai mitos-mitos ini dapat membawa kepada dosa syirik kecil (syirik asghar), karena mengaitkan suatu kejadian dengan selain kehendak Allah. Oleh sebab itu, memahami Hukum Bulan Safar yang benar menjadi kunci untuk membersihkan akidah dari pengaruh kepercayaan jahiliah.4. Amalan yang Dianjurkan di Bulan Safar
Walaupun Hukum Bulan Safar tidak memberikan larangan khusus, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan shalih di bulan ini. Hal ini karena setiap waktu adalah kesempatan untuk beribadah, termasuk bulan Safar.Pertama, memperbanyak shalat sunnah seperti shalat dhuha, tahajud, dan rawatib. Tidak ada ketentuan khusus terkait bulan Safar, namun sesuai Hukum Bulan Safar, amalan ini tetap dianjurkan sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah.Kedua, memperbanyak sedekah. Sedekah dapat menolak bala dan mendatangkan keberkahan. Dalam konteks Hukum Bulan Safar, sedekah menjadi amalan yang dapat mengikis keyakinan terhadap kesialan, karena kita menggantungkan perlindungan hanya kepada Allah.Ketiga, membaca doa perlindungan dan dzikir pagi-petang. Hal ini merupakan sunnah Nabi dan sangat relevan dengan Hukum Bulan Safar, karena menjaga hati agar tidak terpengaruh rasa takut yang tidak berdasar.Keempat, menuntut ilmu agama. Memahami dalil tentang Hukum Bulan Safar akan membentengi diri dari mitos dan bid’ah yang berkembang di masyarakat.Kelima, berbuat baik kepada sesama. Bulan Safar bisa menjadi momentum untuk mempererat silaturahmi dan menebar kebaikan, sesuai ajaran Hukum Bulan Safar yang menolak segala bentuk keburukan yang berasal dari keyakinan batil.5. Hikmah Memahami Hukum Bulan Safar
Memahami Hukum Bulan Safar sangat penting bagi umat Islam agar tidak terjebak dalam takhayul dan praktik yang tidak memiliki dasar syariat. Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa tidak ada kesialan yang melekat pada bulan ini, dan semua yang terjadi adalah ketetapan Allah.Dari penjelasan di atas, kita mengetahui bahwa Hukum Bulan Safar adalah netral, sama seperti bulan lainnya. Tidak ada larangan menikah, bepergian, atau memulai usaha di bulan ini. Justru, bulan ini bisa menjadi ladang pahala jika diisi dengan amalan yang sesuai tuntunan Nabi.Menghilangkan keyakinan terhadap mitos bulan Safar juga merupakan bagian dari menjaga kemurnian tauhid. Dengan memahami Hukum Bulan Safar, kita meneguhkan hati bahwa segala urusan berada di tangan Allah, bukan pada waktu atau bulan tertentu.Hikmah lainnya adalah mendorong umat untuk lebih berani melangkah, memulai kebaikan kapan pun waktunya. Hal ini sejalan dengan Hukum Bulan Safar yang membebaskan umat dari rasa takut yang tidak berdasar.Akhirnya, mari kita jadikan Hukum Bulan Safar sebagai pengingat untuk selalu menempatkan keyakinan pada Allah di atas segala hal. Bulan hanyalah ciptaan-Nya, sementara takdir sepenuhnya berada di tangan-Nya.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
11/08/2025 | admin
Sedekah di Bulan Safar: 5 Manfaat Dahsyat yang Mengubah Nasib
Bulan Safar sering dianggap sebagai bulan penuh mitos dan kesialan oleh sebagian orang. Namun, dalam Islam, setiap bulan adalah ciptaan Allah yang memiliki keutamaan tersendiri. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah Sedekah di Bulan Safar, yang ternyata memiliki manfaat luar biasa bagi kehidupan dunia dan akhirat.Sedekah di Bulan Safar tidak hanya menjadi penghapus dosa, tetapi juga pembuka pintu rezeki, pelindung dari musibah, dan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Artikel ini akan membahas lima manfaat dahsyat dari Sedekah di Bulan Safar yang bisa mengubah nasib seorang muslim.1. Menghapus Dosa dan Membersihkan Hati
Sedekah di Bulan Safar memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa-dosa kecil. Rasulullah bersabda:“Sedekah dapat memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)Dengan Sedekah di Bulan Safar, kita membersihkan hati dari kotoran dosa dan maksiat. Setiap rupiah yang dikeluarkan akan menjadi penyelamat di hari akhir.Selain itu, Sedekah di Bulan Safar melatih diri untuk ikhlas dan tidak terikat dengan harta dunia. Semakin sering bersedekah, semakin ringan hati dalam berbuat kebaikan.Allah juga menjanjikan pengampunan bagi orang yang gemar bersedekah. Sedekah di Bulan Safar menjadi wasilah untuk meraih maghfirah (ampunan) dari-Nya.Bahkan, dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman:“Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku akan memberikan infak untukmu.” (HR. Bukhari & Muslim)Maka, jangan ragu untuk memperbanyak Sedekah di Bulan Safar sebagai bekal amal shaleh.2. Membuka Pintu Rezeki yang Berkah
Salah satu keajaiban Sedekah di Bulan Safar adalah kemampuannya menarik rezeki yang melimpah. Allah berfirman:“Barangsiapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dengan banyak.” (QS. Al-Baqarah: 245)Sedekah di Bulan Safar tidak mengurangi harta, justru mendatangkan keberkahan. Banyak orang yang merasakan rezekinya lancar setelah rutin bersedekah.Rasulullah juga menjamin bahwa sedekah tidak akan membuat seseorang miskin. Justru, harta yang disedekahkan akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik.Sedekah di Bulan Safar juga melatih diri untuk tidak kikir. Semakin dermawan seseorang, semakin Allah lapangkan jalan rezekinya.Maka, jadikan Sedekah di Bulan Safar sebagai kebiasaan untuk menarik rezeki halal dan berkah.3. Melindungi dari Musibah dan Bala
Banyak orang menganggap Safar sebagai bulan sial, padahal Islam menolak takhayul. Justru, Sedekah di Bulan Safar menjadi tameng dari musibah.Rasulullah bersabda:“Bersegeralah bersedekah, karena bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Baihaqi)Sedekah di Bulan Safar menjadi perlindungan dari marabahaya, penyakit, dan kesulitan hidup. Allah akan menjaga hamba-Nya yang gemar berbuat baik.Selain itu, Sedekah di Bulan Safar juga menangkal ‘ain (pandangan jahat) dan sihir. Sedekah adalah bentuk tawakkal kepada Allah atas segala ketentuan-Nya.Maka, perbanyaklah Sedekah di Bulan Safar agar terhindar dari segala bentuk keburukan.4. Mendatangkan Ketentraman Hati
Harta yang disedekahkan tidak akan pernah sia-sia. Salah satu manfaat Sedekah di Bulan Safar adalah mendatangkan ketenangan batin.Allah berfirman:“Orang-orang yang menginfakkan hartanya di malam dan siang hari, secara sembunyi maupun terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 274)Sedekah di Bulan Safar menghilangkan kegelisahan dan kekhawatiran. Saat kita memberi, Allah gantikan dengan kebahagiaan yang tak ternilai.Selain itu, Sedekah di Bulan Safar juga memperkuat ikatan sosial. Membantu sesama membuat hati lebih tentram dan bahagia.Maka, jadikan Sedekah di Bulan Safar sebagai terapi jiwa untuk hidup lebih tenang.5. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
Sedekah di Bulan Safar adalah bukti ketaatan seorang hamba kepada Allah. Amalan ini mengajarkan kita untuk tidak mencintai harta secara berlebihan.Allah berfirman:“Kamu tidak akan mencapai kebajikan yang sempurna sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)Sedekah di Bulan Safar melatih keikhlasan dan mengikis sifat rakus. Semakin sering bersedekah, semakin dekat kita dengan ridha Allah.Selain itu, Sedekah di Bulan Safar juga menjadi bukti syukur atas nikmat Allah. Dengan bersedekah, kita mengakui bahwa semua harta adalah milik-Nya.Maka, perbanyaklah Sedekah di Bulan Safar untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan.Mulailah Sedekah di Bulan Safar Sekarang Juga!
Sedekah di Bulan Safar bukan sekadar amalan biasa, melainkan investasi akhirat yang luar biasa. Dari menghapus dosa, melapangkan rezeki, hingga mendatangkan ketenangan, semua bisa diraih dengan Sedekah di Bulan Safar.Jangan tunggu besok, mulailah Sedekah di Bulan Safar sekarang juga, sekecil apa pun. Karena setiap kebaikan, pasti dicatat oleh Allah.Semoga artikel ini menginspirasi kita untuk lebih giat beramal shaleh, khususnya melalui Sedekah di Bulan Safar. Aamiin.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
11/08/2025 | admin
Hukum Meniup Makanan dalam Islam: Mengapa Rasulullah Melarangnya
Dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, adab makan dan minum menjadi bagian penting dari ajaran agama yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Salah satu aspek yang sering dibahas adalah Hukum Meniup Makanan dalam Islam, di mana Rasulullah SAW melarang umatnya untuk meniup makanan atau minuman yang panas. Larangan ini bukan hanya sekadar aturan formal, melainkan mengandung hikmah mendalam yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, dan ketaatan kepada sunnah Nabi. Sebagai seorang Muslim, memahami Hukum Meniup Makanan dalam Islam membantu kita untuk hidup lebih sehat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai Hukum Meniup Makanan dalam Islam, mulai dari dalil-dalilnya hingga hikmah yang terkandung di dalamnya. Dengan pemahaman ini, diharapkan umat Islam dapat menerapkan adab makan yang benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Dalil dari Hadis Nabi Muhammad SAW Mengenai Hukum Meniup Makanan dalam Islam
Hukum Meniup Makanan dalam Islam didasarkan pada beberapa hadis sahih yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi. Salah satu hadis utama berasal dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa beliau melarang bernapas atau meniup ke dalam wadah minuman.
“Atau meniup ke dalamnya.” (HR. Abu Dawud no. 3728 dan Tirmidzi no. 1889, dinilai sahih oleh Al-Albani)
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan dinilai sahih, menunjukkan bahwa larangan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan. Dalam konteks ini, meniup makanan panas dapat menyebabkan kontaminasi dari napas yang mungkin membawa kotoran atau mikroorganisme. Umat Islam dianjurkan untuk bersabar hingga makanan dingin secara alami, sebagai bentuk ketaatan.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam juga ditegaskan dalam hadis dari Abu Sa'id Al Khudri, di mana Nabi SAW melarang meniup minuman saat ada kotoran di dalamnya. Beliau menyarankan untuk menuangkan kotoran tersebut daripada meniupnya. Hadis ini, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ahmad, menekankan bahwa meniup bisa memperburuk situasi dengan menambahkan udara kotor dari mulut. Sebagai Muslim, kita harus mengikuti petunjuk ini untuk menghindari perbuatan yang makruh, sehingga makan menjadi ibadah yang berkah. Larangan ini mencakup tidak hanya minuman, tapi juga makanan padat yang panas.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam semakin jelas dari hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah, yang melarang bernapas di dalam gelas. Meskipun fokus pada bernapas, ulama mengaitkannya dengan meniup karena keduanya melibatkan hembusan udara ke wadah. Ini menunjukkan betapa telitinya ajaran Islam dalam menjaga higienis. Dalam praktik sehari-hari, umat Islam dapat belajar dari hadis ini untuk menghindari kebiasaan buruk yang tampak sepele tapi berpotensi membahayakan kesehatan. Dengan mematuhi larangan ini, kita mengamalkan sunnah Nabi secara utuh.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam didukung oleh hadis lain dari Ibnu Abbas yang disebutkan dalam riwayat Abu Dawud, di mana Nabi SAW secara eksplisit melarang meniup ke dalam wadah. Alasan utamanya adalah untuk mencegah perubahan rasa atau pencemaran. Hadis ini menjadi dasar bagi ulama untuk menyatakan bahwa perbuatan ini makruh tanzih, artinya dibenci tapi tidak sampai haram. Sebagai umat Islam, pemahaman ini membantu kita untuk lebih berhati-hati dalam adab makan, sehingga setiap suapan menjadi amal shaleh.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam tidak terlepas dari konteks adab minum yang diajarkan Nabi SAW, seperti minum dalam tiga tarikan napas dengan menjauhkan gelas dari mulut. Hadis dari Anas bin Malik menjelaskan bahwa bernapas dilakukan di luar wadah untuk menghindari kontaminasi. Ini menunjukkan bahwa Islam mendorong cara makan yang sehat dan bersih, jauh sebelum ilmu modern membuktikannya. Dengan mengamalkan Hukum Meniup Makanan dalam Islam, kita tidak hanya taat kepada Allah, tapi juga melindungi diri dari penyakit.
Pendapat Para Ulama tentang Hukum Meniup Makanan dalam Islam
Hukum Meniup Makanan dalam Islam menurut jumhur ulama adalah makruh, seperti yang dikemukakan oleh Imam Nawawi dalam penjelasannya atas hadis-hadis terkait. Beliau menyatakan bahwa meniup dapat mengotori minuman dengan partikel dari mulut, terutama jika bersama orang lain. Pendapat ini menjadi panduan bagi umat Islam untuk menghindari perbuatan yang bisa menimbulkan mudarat. Dalam mazhab Syafi'i, larangan ini ditekankan sebagai bagian dari adab makan yang mulia.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam juga dibahas oleh Syaikh Ibnu 'Utsaimin, yang menegaskan bahwa meniup lebih parah daripada bernapas karena mengeluarkan udara kotor. Beliau tidak setuju dengan keringanan meniup saat sendirian, dan menyarankan alternatif seperti menuang ke wadah lain. Pendapat ini mengajarkan umat Islam untuk selalu memilih cara yang paling aman dan sesuai sunnah, sehingga hidup kita penuh berkah.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari adalah larangan yang umum, karena tidak ada jaminan kebersihan meskipun sendirian. Beliau mengaitkannya dengan risiko pencemaran rasa dan kesehatan. Pendapat ini memperkuat bahwa sebagai Muslim, kita harus menerapkan adab ini secara konsisten untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam dalam mazhab Hanbali, seperti yang disebutkan oleh sebagian ulama, adalah makruh tanzih, artinya lebih baik ditinggalkan. Mereka berpendapat bahwa larangan ini terutama berlaku saat makan bersama, untuk menghindari mengganggu orang lain. Namun, pendapat ini tetap mendorong umat Islam untuk bersabar dan tidak terburu-buru dalam mengonsumsi makanan panas.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam juga dikomentari oleh Imam Annawawi, yang menjelaskan risiko pembentukan asam karbonat dari CO2 napas. Pendapat beliau mengintegrasikan hikmah ilmiah dengan syariat, menunjukkan keajaiban Islam. Sebagai umat, kita diajak untuk merenungkan kedalaman ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari.
Hikmah dan Manfaat Kesehatan dari Hukum Meniup Makanan dalam Islam
Hukum Meniup Makanan dalam Islam mengandung hikmah kesehatan yang luar biasa, seperti mencegah penyebaran kuman dari mulut ke makanan. Napas manusia mengandung bakteri yang bisa mencemari, dan larangan ini melindungi kita dari penyakit. Dalam perspektif Muslim, ini adalah rahmat Allah yang diajarkan melalui Nabi SAW, jauh sebelum penemuan mikrobiologi.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam juga menghindari perubahan rasa makanan akibat hembusan napas, yang bisa membawa bau mulut atau sisa makanan. Hikmah ini menjaga kenikmatan makan sebagai nikmat dari Allah. Sebagai umat Islam, mematuhi larangan ini meningkatkan rasa syukur kita atas rezeki yang diberikan.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam mencegah risiko tersedak karena pertemuan aliran air dan napas, seperti yang dijelaskan ulama. Hikmah ini menunjukkan kepedulian Islam terhadap keselamatan jiwa. Dalam kehidupan modern, ini selaras dengan saran medis untuk tidak meniup makanan panas.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam memiliki manfaat spiritual, yaitu melatih kesabaran dan ketaatan. Dengan menunggu makanan dingin, kita belajar tawakal dan menghindari perbuatan yang dibenci. Hikmah ini memperkuat iman kita sebagai Muslim yang taat.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam juga mencegah pembentukan zat berbahaya seperti asam karbonat dari CO2 napas, yang bisa merusak kesehatan lambung. Hikmah ilmiah ini membuktikan kebenaran sunnah Nabi, dan sebagai umat, kita patut bangga dengan ajaran agama yang begitu sempurna.
Cara Mengatasi Makanan Panas Tanpa Melanggar Hukum Meniup Makanan dalam Islam
Hukum Meniup Makanan dalam Islam mendorong kita untuk menunggu secara alami hingga makanan dingin, sebagai bentuk kesabaran. Cara ini sederhana dan sesuai sunnah, menghindari risiko kontaminasi. Sebagai Muslim, praktik ini menjadi latihan spiritual sehari-hari.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam mengizinkan menuang makanan ke wadah lain untuk mempercepat pendinginan, seperti yang disarankan Syaikh Ibnu 'Utsaimin. Metode ini efektif dan halal, tanpa perlu meniup. Umat Islam dapat menerapkannya saat terburu-buru, tetap taat pada syariat.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam bisa diatasi dengan mengaduk makanan menggunakan sendok bersih, yang membantu panas tersebar. Cara ini aman dan higienis, sesuai adab Islam. Dalam keluarga Muslim, ajarkan anak-anak metode ini untuk membangun kebiasaan baik.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam tidak menghalangi penggunaan kipas atau pendingin alami, asal tidak meniup langsung. Ini menunjukkan fleksibilitas ajaran Islam dalam kehidupan modern. Sebagai umat, kita bisa inovatif sambil tetap mematuhi larangan.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam mengajarkan untuk memotong makanan menjadi potongan kecil agar dingin lebih cepat. Metode ini praktis dan sehat, mencegah makan berlebih. Dalam perspektif Muslim, ini bagian dari moderasi yang diajarkan agama.
Dalam bagian tengah pembahasan ini, kita melihat bahwa Hukum Meniup Makanan dalam Islam bukan hanya larangan, tapi panduan hidup yang holistik, mencakup aspek spiritual, kesehatan, dan sosial.
Hukum Meniup Makanan dalam Islam adalah ajaran mulia dari Rasulullah SAW yang harus diamalkan oleh setiap Muslim untuk mendapatkan berkah dan kesehatan. Dengan memahami dan menerapkannya, kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
11/08/2025 | admin
BAZNAS DIY Terima Sedekah untuk Saudara Kita di Palestina
Yogyakarta – BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta menerima amanah sedekah untuk Palestina dari seorang munfik (pemberi infak) pada 8 agustus 2025. Penyerahan dilakukan secara langsung di kantor BAZNAS DIY dan diterima oleh H. Ahmad Lutfi SS. MA Wakil Ketua IV BAZNAS DIY.
Sedekah ini akan disalurkan melalui program kemanusiaan BAZNAS untuk membantu rakyat Palestina yang terdampak krisis kemanusiaan. BAZNAS DIY menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan kepercayaan yang diberikan, serta mengajak masyarakat untuk terus menyalurkan bantuan terbaiknya.
“Setiap kebaikan yang kita berikan akan menjadi penguat bagi saudara-saudara kita di Palestina. Semoga Allah membalas dengan pahala yang berlipat,” ujar H. Ahmad Lutfi SS. MA.
Mari tunaikan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
???? Dengan zakat, kita bersihkan harta.
???? Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
? Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
Donasi Kemanusiaan & Bencana
CIMB Niaga Syari'ah: 8600 0462 3500
an.Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta
Atau kunjungi kantor digital kami https://diy.baznas.go.id/bayarzakat
“Infak dari kita bisa mengubah dunia bagi mereka yang membutuhkannya.”
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznas_diyogyakarta
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
#ZakatdiBAZNASDIYaja
#baznasdiy
#sahabatbaznasdiy
#sedekahdibaznasdiyaja
08/08/2025 | admin
Keseruan Hari ke-2: BAZNAS DIY – Z-Coffee UIN SUKA Turut Meramaikan Seminar Nasional “Navigating Geopolitical Threats and Opportunities in the Insurance Industry”
Yogyakarta – Memasuki hari kedua gelaran seminar nasional bertajuk “Navigating Geopolitical Threats and Opportunities in the Insurance Industry”, suasana di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta semakin semarak. Dalam kesempatan ini, Z-Coffee UIN Sunan Kalijaga, di bawah pendampingan BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta dan Z Coffee Hening, turut menghadirkan pengalaman istimewa bagi para peserta melalui sajian kopi berkualitas yang menggugah selera.
Stand booth Z-Coffee menjadi salah satu pusat perhatian di area acara. Peserta seminar, mulai dari pelaku industri asuransi, akademisi, hingga pejabat daerah, memanfaatkan momen istirahat untuk menikmati racikan kopi nikmat sambil berdiskusi dan membangun jejaring.
Kehadiran Z-Coffee UIN SUKA bersama BAZNAS DIY dan Z Coffee Hening menambah warna berbeda, sekaligus menjadi bukti bahwa kopi bisa menjadi jembatan kehangatan dalam forum-forum penting berskala nasional.
Dengan dukungan BAZNAS, partisipasi ini diharapkan mampu memperkenalkan lebih luas potensi wirausaha muda berbasis kampus, khususnya di bidang industri kopi, yang mampu beradaptasi dan bersinergi dalam berbagai skala kegiatan profesional.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
08/08/2025 | admin
Hijrah Nabi ke Madinah: 5 Dampak Revolusioner yang Mengubah Sejarah Islam
Hijrah Nabi ke Madinah merupakan salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Islam. Momen ini tidak hanya menjadi titik balik dalam kehidupan Rasulullah SAW, tetapi juga menjadi awal kebangkitan peradaban Islam yang kokoh dan terstruktur. Ketika umat Islam menghadapi tekanan dan penganiayaan di Mekkah, Allah SWT memberikan jalan keluar melalui perintah hijrah ke Yatsrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah al-Munawwarah.Dalam konteks sejarah Islam, Hijrah Nabi ke Madinah tidak sekadar perpindahan geografis. Lebih dari itu, hijrah adalah transformasi spiritual, sosial, dan politik yang mengubah arah perjuangan umat Islam. Peristiwa ini menunjukkan bahwa perjuangan menegakkan kebenaran menuntut strategi, kesabaran, serta pengorbanan.Artikel ini akan mengupas lima dampak revolusioner dari Hijrah Nabi ke Madinah yang tidak hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga menginspirasi umat Islam dalam menghadapi tantangan zaman.1. Lahirnya Negara Islam Pertama yang Berdaulat
Salah satu dampak utama dari Hijrah Nabi ke Madinah adalah lahirnya negara Islam pertama yang berdaulat. Di Madinah, Rasulullah SAW tidak hanya menjadi pemimpin agama, tetapi juga pemimpin politik dan sosial yang diakui oleh berbagai kelompok masyarakat.Melalui Hijrah Nabi ke Madinah, Rasulullah mempersatukan suku-suku yang sebelumnya saling berseteru, seperti Aus dan Khazraj. Persatuan ini melahirkan Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah), sebuah konstitusi tertulis pertama yang menjamin hak dan kewajiban seluruh penduduk, baik Muslim maupun non-Muslim.Hijrah Nabi ke Madinah memberikan ruang bagi syariat Islam untuk dijalankan secara menyeluruh dalam aspek kehidupan. Pemerintahan Islam yang dibentuk oleh Rasulullah menjadi model kepemimpinan yang adil dan bijaksana, yang menjunjung tinggi keadilan dan musyawarah.Dalam konteks modern, Hijrah Nabi ke Madinah menunjukkan pentingnya membangun sistem yang adil dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Negara bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga wadah untuk menegakkan nilai-nilai ilahiyah.Sebagai umat Islam, merenungkan makna Hijrah Nabi ke Madinah mengajarkan kita tentang pentingnya tata kelola pemerintahan yang berpihak pada keadilan, akhlak, dan kesejahteraan bersama.2. Persaudaraan Muhajirin dan Anshar: Fondasi Solidaritas Umat
Dampak besar lainnya dari Hijrah Nabi ke Madinah adalah terbentuknya ukhuwah Islamiyah yang kuat antara kaum Muhajirin (pendatang dari Mekkah) dan Anshar (penduduk asli Madinah). Rasulullah SAW secara langsung mempersaudarakan mereka agar tidak terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi.Hijrah Nabi ke Madinah menjadi titik awal penerapan solidaritas yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Kaum Anshar dengan sukarela membagi harta, tempat tinggal, dan bahkan usaha mereka demi membantu saudara Muslim dari Mekkah.Dengan semangat Hijrah Nabi ke Madinah, umat Islam diajarkan untuk menyingkirkan egoisme dan lebih mengutamakan kebersamaan. Ikatan spiritual menjadi lebih kuat daripada ikatan darah atau kesukuan.Nilai-nilai yang ditanamkan melalui Hijrah Nabi ke Madinah ini menjadi dasar penting dalam membangun masyarakat Islam yang harmonis. Persaudaraan sejati bukan hanya dalam ucapan, tetapi terwujud dalam tindakan konkret yang saling menguatkan.Hingga kini, semangat Hijrah Nabi ke Madinah tetap relevan untuk mengatasi perpecahan umat. Umat Islam dituntut untuk bersatu dalam menghadapi tantangan global dengan landasan ukhuwah dan empati.3. Perubahan Strategi Dakwah yang Lebih Terstruktur
Sebelum Hijrah Nabi ke Madinah, dakwah Islam lebih bersifat sembunyi-sembunyi dan terbatas karena tekanan dari kaum Quraisy. Namun setelah hijrah, strategi dakwah berubah menjadi lebih terbuka dan terstruktur di bawah naungan pemerintahan Islam.Hijrah Nabi ke Madinah memungkinkan Rasulullah menyebarkan Islam secara luas dan sistematis. Dakwah tidak hanya dilakukan di masjid, tetapi juga melalui kebijakan publik, diplomasi, serta penegakan hukum berdasarkan syariat.Dengan adanya kebebasan di Madinah, Hijrah Nabi ke Madinah memberi ruang lahirnya institusi-institusi Islam seperti Baitul Mal, pengadilan Islam, serta sistem pendidikan dan militer yang terorganisir.Selain itu, Hijrah Nabi ke Madinah juga mengubah pendekatan dakwah yang lebih bijaksana. Rasulullah tidak memaksa penduduk Madinah memeluk Islam, melainkan memberi contoh akhlak dan kepemimpinan yang memikat hati.Dakwah yang dilandasi kebijaksanaan dan kelembutan seperti dalam Hijrah Nabi ke Madinah menjadi pelajaran penting bahwa perubahan besar harus dilakukan secara bertahap dengan pendekatan yang manusiawi dan beradab.4. Islam Menjadi Kekuatan Politik dan Sosial Global
Dengan Hijrah Nabi ke Madinah, Islam tidak lagi dianggap sebagai gerakan kecil atau sekadar aliran keagamaan, melainkan mulai menempati posisi penting dalam peta politik jazirah Arab. Madinah menjadi pusat kekuasaan yang disegani oleh suku-suku lainnya.Hijrah Nabi ke Madinah membuka peluang bagi umat Islam untuk membangun jaringan politik dan diplomasi dengan wilayah-wilayah lain. Rasulullah mengirim surat kepada para raja dan kaisar dunia, mengajak mereka mengenal dan menerima Islam.Keberhasilan Hijrah Nabi ke Madinah menjadi fondasi ekspansi Islam ke luar Madinah, bahkan melampaui jazirah Arab. Dalam waktu singkat, Islam menyebar ke Persia, Romawi, hingga Asia dan Afrika.Peristiwa Hijrah Nabi ke Madinah juga menunjukkan bahwa Islam memiliki potensi besar dalam mengelola masyarakat multikultural dan multireligi. Madinah menjadi contoh sukses kota dengan keberagaman yang hidup dalam harmoni.Sebagai umat Islam saat ini, memahami dampak global dari Hijrah Nabi ke Madinah mengajarkan kita untuk berpikir luas, membangun kerja sama lintas batas, dan menampilkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.5. Dimulainya Penanggalan Hijriyah dan Makna Spiritualitas Hijrah
Salah satu warisan abadi dari Hijrah Nabi ke Madinah adalah ditetapkannya peristiwa hijrah sebagai awal kalender Islam atau kalender Hijriyah. Khalifah Umar bin Khattab RA menjadikan hijrah sebagai penanda tahun pertama dalam Islam karena signifikansinya dalam membentuk peradaban Muslim.Hijrah Nabi ke Madinah bukan hanya peristiwa fisik, tetapi juga simbol perubahan spiritual. Hijrah mengandung makna meninggalkan kebatilan menuju kebenaran, dari kegelapan menuju cahaya, dari penindasan menuju kemerdekaan.Setiap Muslim diharapkan melakukan hijrah secara personal, yaitu hijrah hati dan akhlak, menanggalkan kebiasaan buruk, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semangat Hijrah Nabi ke Madinah menjadi motivasi dalam memperbaiki diri dan masyarakat.Dalam konteks kehidupan modern, Hijrah Nabi ke Madinah juga relevan sebagai inspirasi hijrah intelektual, sosial, dan ekonomi. Muslim dituntut untuk terus berinovasi tanpa kehilangan akar spiritualnya.Akhirnya, Hijrah Nabi ke Madinah menegaskan bahwa perubahan besar dimulai dari tekad dan keyakinan yang kuat kepada pertolongan Allah SWT. Seperti firman Allah:“Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak...” (QS. An-Nisa: 100)Hijrah Nabi ke Madinah sebagai Inspirasi Sepanjang Zaman
Melalui lima dampak revolusioner ini, Hijrah Nabi ke Madinah bukan hanya menjadi kisah sejarah yang dikenang, melainkan sumber inspirasi dan pelajaran bagi umat Islam sepanjang zaman. Dari pendirian negara Islam, persaudaraan sejati, strategi dakwah, pengaruh global, hingga makna spiritual hijrah — semuanya menunjukkan kebesaran perjuangan Rasulullah SAW.Kita diajak untuk meneladani semangat Hijrah Nabi ke Madinah dalam menghadapi tantangan kehidupan. Hijrah adalah jalan perubahan, pembaruan, dan pembebasan dari segala bentuk ketertindasan.Sebagai penutup, marilah kita jadikan Hijrah Nabi ke Madinah sebagai cermin perjuangan yang membangkitkan optimisme dan semangat membangun peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
08/08/2025 | admin
5 Fakta Penting Perang Abwa: Kemenangan Pertama Nabi Muhammad SAW
Dalam sejarah Islam, banyak peristiwa penting yang menjadi tonggak perkembangan dakwah Rasulullah SAW. Salah satunya adalah Perang Abwa, sebuah ekspedisi militer pertama yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah ke Madinah. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 Fakta Penting Perang Abwa yang mencerminkan keberanian, strategi, dan hikmah luar biasa dari perjuangan Nabi dan para sahabatnya.5 Fakta Penting Perang Abwa sangat penting untuk diketahui umat Islam karena peristiwa ini bukan hanya sekadar ekspedisi militer biasa, melainkan bagian dari langkah awal dalam membentuk kekuatan umat dan mempertegas posisi kaum Muslimin di jazirah Arab. Dengan memahami 5 Fakta Penting Perang Abwa, kita akan semakin mengenal perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam secara menyeluruh.Artikel ini akan mengupas setiap aspek penting dari Perang Abwa, termasuk latar belakang, strategi, hasil, serta pelajaran yang bisa diambil oleh umat Islam hingga hari ini. Mari kita simak secara mendalam 5 Fakta Penting Perang Abwa berikut ini.1. Perang Abwa adalah Ekspedisi Militer Pertama Nabi Muhammad SAW
Salah satu 5 Fakta Penting Perang Abwa yang paling mencolok adalah bahwa inilah ekspedisi militer pertama yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2 Hijriyah, sekitar tujuh bulan setelah hijrahnya Rasulullah ke Madinah.Dalam ekspedisi ini, Nabi Muhammad SAW memimpin sekitar 70 pasukan kaum Muhajirin untuk menghadang kafilah dagang Quraisy yang dipimpin oleh Umayyah bin Khalaf. Tujuan utama dari langkah ini adalah menunjukkan eksistensi kaum Muslimin dan menegaskan bahwa mereka bukan kelompok yang bisa diremehkan.Perang Abwa ini menjadi awal dari serangkaian strategi militer yang cerdas dan terencana yang dijalankan oleh Rasulullah SAW. Meskipun tidak terjadi pertempuran fisik dalam Perang Abwa, keberangkatan dan kesiapan kaum Muslimin sudah menunjukkan keseriusan mereka dalam menghadapi ancaman dari Quraisy.Pentingnya Perang Abwa juga terletak pada simboliknya. Dengan turun langsung memimpin ekspedisi, Nabi Muhammad SAW memberi contoh kepada umatnya tentang kepemimpinan yang berani dan bertanggung jawab.Sejarah mencatat bahwa meskipun tidak ada pertumpahan darah, Perang Abwa menunjukkan kesungguhan dan kesiapan kaum Muslim untuk mempertahankan Islam. Karena itu, memahami 5 Fakta Penting Perang Abwa memberikan kita wawasan tentang keberanian Nabi dalam merintis langkah-langkah besar dalam dakwah.2. Lokasi Perang Abwa Memiliki Makna Historis yang Dalam
Dalam mengulas 5 Fakta Penting Perang Abwa, penting untuk mengetahui bahwa lokasi Abwa bukanlah tempat yang asing bagi Rasulullah SAW. Abwa adalah tempat di mana ibunda Nabi, Aminah binti Wahb, wafat dan dimakamkan.Fakta ini memberi makna emosional dan historis tersendiri. Ketika Nabi Muhammad SAW memimpin pasukannya ke Abwa, beliau sejatinya berada di wilayah yang penuh kenangan pribadi. Perang Abwa tidak bisa dilepaskan dari konteks ini, karena menunjukkan bahwa perjuangan Nabi selalu berdampingan dengan aspek kemanusiaan.Dengan demikian, Perang Abwa tidak hanya bermakna secara militer, tetapi juga secara spiritual dan emosional. Perjalanan menuju Abwa adalah bagian dari perjuangan yang menyatukan sejarah pribadi Nabi dengan misi kenabiannya.Lokasi Abwa juga menunjukkan bahwa perjuangan Islam tidak terbatas di kota-kota besar seperti Mekah dan Madinah. Dalam 5 Fakta Penting Perang Abwa, kita belajar bahwa setiap jengkal tanah yang dilalui Rasulullah adalah bagian dari misi dakwah.Hal ini memperkuat pemahaman bahwa perjuangan Rasulullah SAW benar-benar menyeluruh, menyentuh seluruh lapisan kehidupan, dan melibatkan segala bentuk tantangan, baik fisik maupun emosional. Oleh karena itu, 5 Fakta Penting Perang Abwa sangat relevan untuk direnungkan oleh umat Islam masa kini.3. Tidak Terjadi Pertempuran, Namun Tetap Bernilai Strategis
Banyak orang mengira bahwa perang harus selalu diiringi dengan pertempuran fisik. Namun, salah satu 5 Fakta Penting Perang Abwa yang menarik adalah tidak adanya pertempuran dalam ekspedisi ini. Kafilah Quraisy yang menjadi target berhasil lolos sebelum pasukan Muslim tiba.Meskipun demikian, nilai strategis dari ekspedisi ini sangat besar. Perang Abwa menunjukkan bahwa tujuan utama Rasulullah SAW bukan semata-mata berperang, tetapi menebar pesan politik dan kekuatan kepada Quraisy bahwa kaum Muslimin kini telah memiliki kekuatan yang tidak bisa diabaikan.Keberangkatan pasukan Muslim ke Abwa juga memperlihatkan kesiapan kaum Muslimin dalam menjaga keamanan dan hak-hak mereka yang telah dilanggar Quraisy selama bertahun-tahun. Dalam konteks ini, 5 Fakta Penting Perang Abwa memberi pelajaran tentang pentingnya strategi jangka panjang dalam menghadapi lawan.Ekspedisi ini juga membentuk budaya militer Islam yang beretika, tidak gegabah, dan mempertimbangkan segala aspek sebelum melibatkan diri dalam peperangan. Ini adalah pelajaran penting dari 5 Fakta Penting Perang Abwa yang relevan dalam konteks manajemen konflik dan kepemimpinan.Bahkan, tanpa darah yang tertumpah, Perang Abwa tetap dikenang sebagai langkah pertama dalam membangun kekuatan umat. Inilah mengapa 5 Fakta Penting Perang Abwa perlu dipahami secara mendalam oleh generasi Muslim hari ini.4. Perang Abwa Menjadi Cikal Bakal Perjanjian dengan Suku-Suku Arab
Salah satu aspek penting dalam 5 Fakta Penting Perang Abwa adalah lahirnya hubungan diplomatik yang dibangun Rasulullah SAW dengan suku-suku Arab di sekitar Madinah. Dalam ekspedisi ini, Rasulullah membuat perjanjian damai dengan Bani Damrah, salah satu suku yang tinggal di sekitar wilayah Abwa.Perjanjian ini merupakan tonggak penting dalam upaya membangun jaringan politik dan keamanan bagi kaum Muslimin. Dalam 5 Fakta Penting Perang Abwa, perjanjian damai ini memperlihatkan kepiawaian diplomasi Nabi Muhammad SAW yang mampu merangkul suku-suku Arab agar tidak memihak Quraisy.Dengan adanya perjanjian damai, pasukan Muslim mendapatkan jaminan keamanan dari gangguan pihak luar dalam ekspedisi berikutnya. Hal ini merupakan fondasi dari banyak perjanjian dan aliansi yang akan terbentuk di masa mendatang. 5 Fakta Penting Perang Abwa menegaskan bahwa dakwah Islam tidak hanya dilakukan dengan pedang, tetapi juga dengan lisan dan perjanjian.Diplomasi yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ini memperlihatkan bahwa perdamaian dan keamanan adalah bagian integral dari misi kenabian. Oleh karena itu, 5 Fakta Penting Perang Abwa mencerminkan keseimbangan antara kekuatan militer dan strategi diplomasi yang cerdas.Dari sini kita belajar bahwa perjuangan menegakkan kebenaran tidak hanya melalui konfrontasi, tapi juga melalui pendekatan yang bijak dan damai. Inilah salah satu pelajaran terbesar dari 5 Fakta Penting Perang Abwa.5. Perang Abwa Menunjukkan Kepemimpinan Rasulullah yang Visioner
Perang Abwa juga menggambarkan sosok Rasulullah SAW sebagai pemimpin visioner yang mampu melihat jauh ke depan. Meskipun ekspedisi ini tampak sederhana dan tidak menghasilkan kemenangan secara fisik, namun dampaknya luar biasa bagi masa depan Islam.Keberanian Nabi dalam memimpin ekspedisi militer pertama menunjukkan tanggung jawab beliau sebagai pemimpin negara yang baru berdiri di Madinah. 5 Fakta Penting Perang Abwa membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menunggu musuh menyerang, tetapi mengambil inisiatif untuk melindungi umat dan menegaskan keberadaan mereka.Dengan cara ini, Rasulullah membangun kepercayaan di kalangan kaum Muslimin bahwa mereka tidak lagi sendirian dan tertekan. Mereka kini memiliki seorang pemimpin yang siap mengambil risiko demi keselamatan umatnya. 5 Fakta Penting Perang Abwa menjadi pelajaran penting dalam kepemimpinan Islami yang berani dan bertanggung jawab.Ekspedisi ini juga memberi sinyal kepada Quraisy bahwa masa-masa dominasi mereka telah berakhir. 5 Fakta Penting Perang Abwa menunjukkan bahwa Islam bukan agama pasif, tetapi agama yang siap menghadapi tantangan dan memperjuangkan keadilan.Maka dari itu, setiap Muslim sepatutnya mempelajari 5 Fakta Penting Perang Abwa untuk meneladani keteguhan, keberanian, dan kecerdasan Nabi Muhammad SAW dalam memimpin umat menuju kejayaan.Hikmah di Balik 5 Fakta Penting Perang Abwa
Mengetahui dan memahami 5 Fakta Penting Perang Abwa memberi kita banyak pelajaran berharga dalam kehidupan. Meskipun tidak terjadi pertempuran besar, namun ekspedisi ini menjadi awal dari kekuatan dan perlawanan umat Islam terhadap kezaliman Quraisy.Perang Abwa menunjukkan bahwa Rasulullah SAW adalah pemimpin yang cerdas, visioner, dan penuh kasih sayang. Dengan strategi yang matang, diplomasi yang halus, serta keteladanan luar biasa, beliau membentuk fondasi awal kekuatan umat Islam.Sebagai umat Muslim, kita wajib meneladani semangat dan kebijaksanaan Rasulullah SAW dalam menghadapi tantangan hidup. Dari 5 Fakta Penting Perang Abwa, kita belajar bahwa kemenangan sejati tidak selalu diukur dari pertumpahan darah, tetapi dari kemajuan strategi, keberanian, dan iman yang kokoh.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
08/08/2025 | admin
Kejadian di Bulan Safar Menurut Islam dan Hikmah yang Dapat Dipetik Umat Muslim
Sebagian masyarakat masih memandang bulan Safar sebagai bulan yang penuh musibah, pantangan, dan kesialan. Hal ini membuat sebagian orang ragu untuk menggelar pernikahan, memulai usaha, atau melakukan perjalanan di bulan ini. Padahal, jika kita merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah, pemahaman seperti ini tidaklah tepat. Untuk itu, penting bagi umat Islam memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam agar dapat menyikapinya dengan bijak dan proporsional.Pandangan Islam tentang waktu sangat berbeda dengan kepercayaan jahiliyah yang mengaitkan waktu tertentu dengan nasib buruk. Islam menegaskan bahwa semua waktu adalah ciptaan Allah SWT dan tidak ada yang mendatangkan manfaat atau mudarat kecuali dengan izin-Nya. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu mengetahui kejadian di bulan Safar menurut Islam secara objektif, berdasarkan sumber-sumber yang shahih.Dalam sejarah Islam, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada bulan Safar. Namun demikian, tidak satupun dari kejadian tersebut dijadikan alasan oleh Rasulullah SAW untuk menetapkan bulan Safar sebagai bulan buruk. Oleh karena itu, pemahaman tentang kejadian di bulan Safar menurut Islam harus didasari oleh ilmu, bukan oleh mitos atau tradisi yang menyimpang.Melalui artikel ini, kita akan menelusuri sejumlah kejadian di bulan Safar menurut Islam, sekaligus menggali hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik oleh umat Muslim. Dengan begitu, kita dapat menghapus kesalahpahaman terhadap bulan Safar dan menjadikannya sebagai momentum untuk memperbanyak amal shaleh.1. Mitos dan Kesalahpahaman tentang Bulan Safar
Sebagian masyarakat percaya bahwa bulan Safar adalah bulan sial, sehingga banyak yang menghindari aktivitas penting seperti menikah atau bepergian jauh. Namun, dalam kajian Islam, keyakinan ini tidak memiliki dasar yang kuat. Justru, pemahaman kejadian di bulan Safar menurut Islam membantah anggapan tersebut dan mengajak kita untuk tidak menyandarkan nasib kepada waktu.Dalam hadis shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:"Tidak ada penularan penyakit (tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (kesialan karena pertanda), tidak ada hamah (burung sial), dan tidak ada Safar."(HR. Bukhari no. 5707 dan Muslim no. 2220)Hadis ini dengan jelas menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap kesialan bulan Safar adalah keliru. Kejadian di bulan Safar menurut Islam tidak pernah dijadikan alasan untuk menghentikan amal baik.Menurut para ulama seperti Imam Nawawi dan Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadis tersebut adalah bentuk pembatalan terhadap tradisi jahiliyah yang menganggap bulan Safar sebagai pembawa celaka. Maka dari itu, memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam harus dikaitkan dengan ajaran tauhid, bahwa hanya Allah-lah yang menentukan takdir.Sikap takut dan menghindari kegiatan di bulan Safar hanya akan membuat umat Islam kehilangan momentum berbuat baik. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari kejadian di bulan Safar menurut Islam agar kita tidak mudah terpengaruh oleh kepercayaan turun-temurun yang tidak sesuai syariat.Membongkar mitos adalah langkah awal untuk membangun pemahaman yang sehat. Dengan menjadikan kejadian di bulan Safar menurut Islam sebagai landasan, kita bisa meluruskan pandangan masyarakat dan memulihkan nilai bulan Safar sebagai bagian dari rahmat Allah SWT.2. Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Safar
Walaupun bulan Safar tidak disebut secara khusus dalam Al-Qur’an, sejumlah peristiwa sejarah Islam diketahui terjadi pada bulan ini. Beberapa di antaranya menunjukkan nilai-nilai perjuangan, ketabahan, dan pembelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam. Memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam akan membuka mata kita bahwa bulan ini bukanlah bulan sial, melainkan bulan yang penuh hikmah.Salah satu kejadian di bulan Safar menurut Islam yang penting adalah sakitnya Rasulullah SAW yang kemudian berujung pada wafat beliau pada bulan Rabiul Awwal. Sakit beliau yang pertama kali terasa terjadi di bulan Safar, tepatnya setelah pulang dari mengantarkan pasukan ke Perang Dzatu Ar-Riqa’. Peristiwa ini menjadi pelajaran bahwa bahkan masa sulit pun bisa terjadi kapan saja, tidak hanya di bulan tertentu.Peristiwa penting lainnya yang terjadi di bulan Safar adalah Perang Khaibar. Menurut sebagian riwayat, Rasulullah SAW memimpin pasukan Muslimin dalam pertempuran melawan kaum Yahudi Khaibar pada bulan Safar tahun ke-7 Hijriyah. Ini adalah kejadian di bulan Safar menurut Islam yang menunjukkan kemenangan Islam dan bukti bahwa bulan ini bukanlah waktu yang buruk untuk berjuang.Di masa kekhalifahan, ada juga kejadian di bulan Safar menurut Islam yang penting, seperti pengangkatan Umar bin Khattab sebagai khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Keputusan penting ini menunjukkan bahwa para sahabat tidak pernah mengaitkan waktu pengambilan keputusan dengan kepercayaan terhadap kesialan.Selain itu, beberapa ulama besar wafat di bulan Safar, seperti Imam Bukhari. Namun, wafatnya seorang alim bukanlah tanda kesialan, melainkan momen untuk mengingat kematian dan mempertebal iman. Semua ini menunjukkan bahwa kejadian di bulan Safar menurut Islam mengandung pelajaran yang mendalam, bukan pertanda buruk.Maka dari itu, penting untuk mencatat bahwa kejadian di bulan Safar menurut Islam bukan alasan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bahan muhasabah dan motivasi untuk meningkatkan amal ibadah kita.3. Hikmah yang Dapat Dipetik dari Bulan Safar
Mempelajari kejadian di bulan Safar menurut Islam bukan hanya untuk menghapus mitos, tetapi juga agar kita bisa mengambil hikmah darinya. Setiap peristiwa yang terjadi adalah pelajaran dari Allah bagi umat manusia, termasuk peristiwa-peristiwa yang berlangsung di bulan Safar.Hikmah pertama dari memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam adalah menguatkan iman kita terhadap takdir Allah. Musibah, kemenangan, maupun kematian bisa terjadi kapan saja. Bulan Safar hanyalah waktu yang Allah ciptakan sebagai bagian dari ujian kehidupan.Hikmah kedua adalah mendorong umat Islam untuk tetap bersemangat dalam beramal, tanpa bergantung pada waktu. Keberanian Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menghadapi perang, sakit, dan keputusan penting di bulan Safar menunjukkan bahwa waktu bukanlah penghalang untuk berbuat baik. Kejadian di bulan Safar menurut Islam membuktikan hal tersebut.Hikmah ketiga adalah pembelajaran untuk bersikap ilmiah dan kritis terhadap tradisi yang berkembang. Banyak kepercayaan di masyarakat yang tidak berdasar dalil, namun terus diyakini. Dengan mengetahui kejadian di bulan Safar menurut Islam, kita bisa lebih cermat dan selektif dalam menerima informasi.Hikmah keempat adalah mempertebal keyakinan bahwa semua yang terjadi di alam semesta berada dalam genggaman Allah. Tak ada bulan yang membawa sial, karena semua berada dalam aturan-Nya. Kejadian di bulan Safar menurut Islam memperkuat prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.Hikmah terakhir adalah kesempatan untuk berdakwah dan meluruskan akidah masyarakat. Dengan menjelaskan kejadian di bulan Safar menurut Islam, kita bisa membantu saudara seiman agar kembali pada pemahaman yang lurus dan terhindar dari kesyirikan kecil.4. Bagaimana Umat Islam Seharusnya Menyikapi Bulan Safar
Berdasarkan kajian terhadap kejadian di bulan Safar menurut Islam, sudah sepatutnya umat Muslim menyikapi bulan ini dengan sikap positif dan produktif. Tidak ada larangan syar’i untuk melakukan aktivitas apa pun di bulan Safar.Sikap pertama yang harus dimiliki adalah memperkuat akidah. Jangan sampai keyakinan terhadap kesialan bulan Safar membuat kita ragu kepada kekuasaan Allah. Memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam akan membantu kita menghindari kesalahan dalam menyikapi waktu.Sikap kedua adalah mengisi bulan Safar dengan amal shalih. Salat sunnah, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan memperbanyak istighfar adalah cara terbaik untuk memanfaatkan waktu. Tidak ada ibadah khusus di bulan Safar, namun semua amal baik tetap diberi ganjaran oleh Allah. Hal ini juga sejalan dengan nilai-nilai dalam kejadian di bulan Safar menurut Islam.Sikap ketiga adalah tidak menyebarkan mitos atau cerita menyesatkan tentang bulan Safar. Justru, kita harus menjadi agen pencerahan dengan memberikan pemahaman yang benar. Cukup banyak kejadian di bulan Safar menurut Islam yang bisa dijadikan bahan edukasi bagi masyarakat.Sikap keempat adalah tetap menjalani kehidupan seperti biasa. Menikah, bekerja, dan bermusyawarah tetap bisa dilakukan di bulan Safar tanpa rasa takut. Bahkan, melawan rasa takut dengan amal kebaikan adalah bentuk pembuktian iman terhadap Allah. Pemahaman terhadap kejadian di bulan Safar menurut Islam mendukung keberanian tersebut.Sikap kelima adalah terus belajar dan mencari ilmu. Semakin banyak kita memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam, semakin kuat pula keyakinan kita kepada Allah SWT. Ilmu adalah cahaya yang akan membimbing kita keluar dari gelapnya mitos dan tradisi menyimpang.Kembali ke Sumber Islam dalam Menyikapi Bulan Safar
Akhirnya, kita memahami bahwa kejadian di bulan Safar menurut Islam tidak mendukung adanya mitos tentang kesialan bulan ini. Justru, bulan Safar dipenuhi dengan peristiwa penting yang dapat menjadi sumber pelajaran dan motivasi bagi umat Islam.Sudah saatnya umat Islam melepaskan diri dari warisan kepercayaan jahiliyah dan kembali pada ajaran tauhid. Dengan memahami kejadian di bulan Safar menurut Islam, kita dapat menyikapi waktu dengan bijak dan menjadikan setiap bulan sebagai ladang amal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Mari jadikan bulan Safar sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal. Jangan biarkan mitos menghalangi langkah kita menuju ridha Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang cerdas dalam menyikapi waktu dan selalu berpijak pada ilmu.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
08/08/2025 | admin
Ayat Quran tentang Bulan Safar dan Penjelasannya Menurut Tafsir Ulama
Dalam tradisi Islam, setiap bulan dalam kalender Hijriyah memiliki nilai dan sejarahnya masing-masing. Salah satunya adalah bulan Safar, yang seringkali dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan yang tidak berdasar. Banyak umat Islam bertanya-tanya, ayat Quran tentang Bulan Safar apakah ada yang secara khusus menjelaskan makna atau peristiwa penting di bulan ini?Pertanyaan ini sangat relevan untuk dijawab agar kita memahami hakikat bulan Safar berdasarkan wahyu Ilahi, bukan hanya berdasarkan tradisi atau mitos yang berkembang. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas secara lengkap mengenai ayat Quran tentang Bulan Safar, dilengkapi dengan penjelasan dari tafsir para ulama agar kita dapat memposisikan bulan Safar secara proporsional dan tidak terjebak pada kesalahan pemahaman.Sebagai umat Islam, penting untuk merujuk langsung pada Al-Qur’an dan tafsir para ulama dalam memahami segala aspek kehidupan, termasuk tentang bulan-bulan hijriyah. Maka dari itu, mari kita telaah secara seksama ayat Quran tentang Bulan Safar dan penjelasannya menurut para ahli tafsir.1. Tidak Ada Ayat Spesifik Menyebut Safar, Tapi Ada Penjelasan Umum tentang Bulan-Bulan
Meskipun dalam Al-Qur’an tidak ada ayat Quran tentang Bulan Safar yang secara eksplisit menyebut nama bulan tersebut, namun Allah SWT telah menjelaskan secara umum tentang pembagian bulan dalam setahun dan penetapan bulan-bulan suci dalam beberapa ayat.Salah satunya adalah dalam Surah At-Taubah ayat 36:"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci)."Ini bukan ayat Quran tentang Bulan Safar secara eksplisit, namun dari ayat ini kita memahami bahwa Allah telah menetapkan bulan-bulan dalam setahun, termasuk bulan Safar.Menurut tafsir Ibnu Katsir, empat bulan haram yang dimaksud adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Maka, bulan Safar bukan termasuk bulan haram, namun tetap merupakan bagian dari sistem waktu yang ditetapkan Allah. Ayat Quran tentang Bulan Safar dapat dipahami dalam konteks ini, bahwa setiap bulan memiliki kedudukan masing-masing dalam syariat Islam.Dengan demikian, walaupun ayat Quran tentang Bulan Safar tidak disebut secara langsung, kita bisa mengambil pemahaman bahwa tidak ada bulan yang lebih buruk atau lebih membawa sial daripada yang lain. Semua bulan adalah ciptaan Allah yang patut dihormati dan dimanfaatkan untuk beramal saleh.Kesalahpahaman masyarakat terhadap bulan Safar sebagai bulan sial atau penuh musibah perlu diluruskan. Dalam perspektif Al-Qur’an, semua bulan memiliki potensi kebaikan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap ayat Quran tentang Bulan Safar harus dikaitkan dengan konsep tauhid dan menjauhkan diri dari tahayul.2. Mitos Kesialan Bulan Safar: Pandangan Islam dan Tafsir Ulama
Banyak masyarakat yang percaya bahwa bulan Safar adalah bulan penuh musibah, pantangan untuk menikah, bahkan dikhawatirkan untuk bepergian. Lalu, bagaimana kaitannya dengan ayat Quran tentang Bulan Safar?Para ulama sepakat bahwa anggapan tersebut tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an. Tidak ada ayat Quran tentang Bulan Safar yang menyebutkan bahwa bulan ini membawa kesialan. Bahkan, Rasulullah SAW secara tegas membantah kepercayaan jahiliyah tentang kesialan di bulan Safar dalam sabda beliau:"Tidak ada penularan penyakit tanpa izin Allah, tidak ada kesialan karena burung, tidak ada bahaya karena burung hantu, dan tidak ada kesialan di bulan Safar." (HR. Bukhari dan Muslim)Pendapat ini sejalan dengan tafsir modern yang menyatakan bahwa kepercayaan tentang sialnya bulan Safar adalah bentuk syirik kecil karena bertentangan dengan akidah Islam. Kembali lagi, ayat Quran tentang Bulan Safar tidak pernah menyebut bahwa bulan ini lebih buruk dari bulan lain.Ulama seperti Syaikh Shalih al-Fauzan menekankan bahwa kepercayaan semacam itu harus dihindari karena tidak sesuai dengan petunjuk syariat. Pemahaman yang benar tentang ayat Quran tentang Bulan Safar akan membawa kita untuk mempercayai bahwa semua waktu adalah baik jika digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah.Dengan memahami bahwa tidak ada ayat Quran tentang Bulan Safar yang mendukung mitos, kita sebagai Muslim diajak untuk membersihkan hati dari keyakinan batil dan fokus pada amal soleh sepanjang waktu.3. Tafsir QS At-Taubah Ayat 36 dalam Konteks Bulan Safar
Seperti telah disebutkan sebelumnya, QS At-Taubah ayat 36 adalah ayat penting dalam memahami konteks ayat Quran tentang Bulan Safar. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa dalam setahun ada 12 bulan, dan empat di antaranya adalah bulan haram.Tafsir Al-Jalalain menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengatur waktu, dan waktu itu harus dihormati. Safar bukan bulan haram, namun tetap bagian dari kalender Islam yang memiliki nilai tersendiri. Oleh karena itu, ayat Quran tentang Bulan Safar bisa dilihat dari makna penghormatan terhadap semua waktu.Tafsir Al-Maraghi juga menyebutkan bahwa setiap bulan memiliki peran sosial dan ibadah yang penting. Misalnya, meski bulan Safar tidak masuk dalam bulan haram, ia bisa menjadi momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan ibadah. Ini menjadikan ayat Quran tentang Bulan Safar relevan untuk menghapus stigma negatif terhadap bulan tersebut.Dari sisi sejarah, tidak ada peristiwa besar yang ditetapkan dalam Al-Qur’an pada bulan Safar. Namun, umat Islam bisa mengambil pelajaran dari kondisi ini: bahwa ibadah tidak bergantung pada waktu tertentu saja. Ayat Quran tentang Bulan Safar justru menegaskan bahwa semua bulan memiliki potensi kebaikan jika dimanfaatkan dengan benar.Melalui tafsir ini, jelas bahwa ayat Quran tentang Bulan Safar tidak mendukung pandangan bahwa Safar adalah bulan buruk. Sebaliknya, ia adalah waktu biasa yang bisa digunakan untuk memperbanyak amal saleh.4. Menyikapi Bulan Safar dengan Iman dan Tawakal
Bulan Safar seharusnya tidak ditakuti, melainkan disikapi dengan iman, tawakal, dan keyakinan kepada Allah. Dengan memahami ayat Quran tentang Bulan Safar, umat Islam diajak untuk membuang rasa takut berlebihan dan menggantinya dengan ibadah yang lebih berkualitas.Banyak ulama yang menganjurkan memperbanyak istighfar, sedekah, dan salat sunnah di bulan ini. Ini bukan karena bulan Safar adalah bulan sial, tapi justru untuk menyikapi segala bentuk ketakutan dengan amal yang mendekatkan diri kepada Allah. Dalam konteks ini, ayat Quran tentang Bulan Safar berperan sebagai pengingat bahwa waktu adalah amanah.Keyakinan terhadap kesialan waktu adalah bentuk kejahilan. Oleh karena itu, mari kita perkuat akidah kita berdasarkan ayat Quran tentang Bulan Safar dan ajaran Rasulullah SAW agar tidak terjerumus dalam keyakinan yang menyimpang.Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menyatakan bahwa tidak boleh mengaitkan musibah dengan waktu tertentu, termasuk bulan Safar. Semua hari adalah milik Allah. Ini sejalan dengan prinsip tauhid yang ditekankan dalam ayat Quran tentang Bulan Safar, yakni bahwa hanya Allah yang menentukan takdir.Dengan bersikap tawakal dan beramal baik di bulan Safar, kita membuktikan bahwa pemahaman kita terhadap ayat Quran tentang Bulan Safar telah membawa kita pada jalan yang lurus.Kembali pada Al-Qur’an untuk Menyikapi Bulan Safar
Sebagai penutup, penting bagi kita untuk menyandarkan seluruh keyakinan kita kepada Al-Qur’an dan sunnah. Ayat Quran tentang Bulan Safar memang tidak menyebut bulan ini secara spesifik, namun dari ayat-ayat yang membahas waktu dan bulan-bulan, kita bisa menarik kesimpulan bahwa semua waktu adalah baik.Tidak ada tempat dalam Islam bagi mitos atau tahayul, termasuk terkait dengan bulan Safar. Oleh karena itu, marilah kita isi bulan ini dengan amal soleh dan keimanan yang kuat. Dengan memahami ayat Quran tentang Bulan Safar dari perspektif tafsir ulama, kita akan lebih bijak dalam menyikapi waktu yang Allah berikan.Semoga artikel ini bermanfaat dalam memperkuat pemahaman kita terhadap ayat Quran tentang Bulan Safar, serta membimbing kita agar tidak mudah percaya pada mitos yang tidak berdasar.
Mari tunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS DIY — lembaga resmi dan terpercaya untuk mengelola dana umat demi kesejahteraan bersama.
- Dengan zakat, kita bersihkan harta.
- Dengan infak, kita kuatkan solidaritas.
- Dengan sedekah, kita tebarkan kebaikan.
Setiap rupiah yang Anda titipkan akan dikelola secara amanah, profesional, dan transparan untuk membantu mereka yang membutuhkan — dari anak yatim, dhuafa, lansia, hingga program pemberdayaan ekonomi umat.
- Salurkan ZIS Anda melalui BAZNAS DIY
ZAKAT
BSI : 309 12 2015 5
an.BAZNAS DIY
INFAQ/SEDEKAH
BSI : 309 12 2019 8
an.BAZNAS DIY
???? Informasi & Konfirmasi: 0852-2122-2616
???? Website: diy.baznas.go.id
???? Media Sosial: @baznasdiy__official
BAZNAS DIY — Membantu Sesama, Menguatkan Umat
08/08/2025 | admin
Hadis tentang Bulan Safar yang Menjelaskan Mitos dan Fakta dalam Perspektif Islam
Dalam masyarakat, khususnya di beberapa daerah di Indonesia, masih ada anggapan bahwa bulan Safar adalah bulan penuh kesialan, bulan musibah, dan waktu yang tidak baik untuk menikah atau memulai usaha. Namun, dalam Islam, segala sesuatu harus dikembalikan kepada dalil yang shahih, baik dari Al-Qur’an maupun hadis Rasulullah SAW. Maka, sangat penting bagi umat Islam untuk memahami hadis tentang Bulan Safar agar tidak terjebak dalam mitos dan kepercayaan yang tidak berdasar.Kepercayaan terhadap kesialan bulan Safar sejatinya merupakan warisan dari tradisi jahiliyah. Rasulullah SAW datang untuk menghapus tradisi-tradisi batil tersebut dengan wahyu dan akidah tauhid. Dalam berbagai riwayat, terdapat hadis tentang Bulan Safar yang secara tegas membantah bahwa bulan ini membawa malapetaka atau nasib buruk.Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara mendalam hadis tentang Bulan Safar, termasuk analisisnya menurut para ulama tafsir dan hadis. Pemahaman ini penting untuk membersihkan akidah umat Islam dari unsur syirik kecil yang tersembunyi dalam kepercayaan semacam itu.Dengan memahami hadis tentang Bulan Safar, kita sebagai Muslim dapat bersikap objektif dan ilmiah terhadap waktu, serta tidak terpengaruh oleh keyakinan yang menyimpang dari ajaran Islam.1. Hadis Shahih tentang Bulan Safar dan Maknanya
Salah satu hadis tentang Bulan Safar yang paling terkenal dan sering dijadikan rujukan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Rasulullah SAW bersabda:"Tidak ada 'adwa (penularan penyakit tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (kesialan karena burung), tidak ada hamah (burung hantu pembawa sial), dan tidak ada (kesialan) pada bulan Safar."(HR. Bukhari no. 5707 dan Muslim no. 2220)Hadis tentang Bulan Safar ini menjelaskan bahwa keyakinan terhadap bulan Safar sebagai bulan sial adalah keliru dan tidak sesuai dengan akidah Islam. Rasulullah SAW secara langsung menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh buruk dari bulan Safar, sebagaimana masyarakat jahiliyah meyakininya.Menurut penjelasan dalam kitab Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadis tentang Bulan Safar tersebut merupakan bantahan terhadap kebiasaan masyarakat Arab jahiliyah yang menganggap bulan Safar sebagai waktu munculnya penyakit, peperangan, atau kemalangan. Padahal, dalam Islam, semua waktu adalah ciptaan Allah yang tidak memiliki kekuatan untuk mendatangkan manfaat atau mudharat sendiri.Dalam tafsir dan syarah hadis lainnya seperti Syarh Shahih Muslim oleh Imam Nawawi, disebutkan bahwa larangan mempercayai kesialan pada bulan Safar adalah bentuk penyucian akidah. Dengan demikian, hadis tentang Bulan Safar menjadi dasar penting dalam meluruskan pemahaman umat.Kesimpulannya, hadis tentang Bulan Safar yang disebutkan dalam hadis shahih ini menegaskan bahwa bulan Safar sama seperti bulan lainnya. Tidak ada nasib buruk atau larangan khusus yang berkaitan dengan bulan tersebut.2. Mitos Kesialan di Bulan Safar: Warisan Jahiliyah yang Diluruskan
Kepercayaan tentang kesialan bulan Safar bukanlah ajaran Islam, melainkan warisan tradisi masyarakat pra-Islam (jahiliyah). Mereka menganggap bulan Safar sebagai bulan yang “kosong” dari keberkahan dan rawan terjadi musibah. Namun, hadis tentang Bulan Safar dengan tegas menolak anggapan tersebut.Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi yang merupakan syarah Sunan Tirmidzi, para ulama menjelaskan bahwa hadis tentang Bulan Safar dimaksudkan untuk menghapus semua bentuk tahayul yang menyandarkan peristiwa buruk pada waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa Islam ingin membebaskan manusia dari segala bentuk kepercayaan yang tidak bersumber dari wahyu.Mitos-mitos seperti larangan menikah, bepergian jauh, atau memulai usaha pada bulan Safar tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan, banyak sahabat yang tetap melakukan aktivitas penting di bulan Safar. Hal ini sejalan dengan pemahaman atas hadis tentang Bulan Safar, yang menolak pengaruh negatif bulan tersebut terhadap kehidupan manusia.Para ulama seperti Syaikh Bin Baz dan Syaikh Shalih Al-Fauzan juga menegaskan bahwa mempercayai kesialan bulan Safar termasuk perbuatan yang dapat merusak akidah. Oleh karena itu, mereka selalu mengutip hadis tentang Bulan Safar untuk mengingatkan umat agar tidak mengikuti jejak keyakinan jahiliyah.Dengan memahami hadis tentang Bulan Safar, umat Islam didorong untuk membangun keyakinan yang bersih dan sesuai dengan tauhid, yaitu meyakini bahwa hanya Allah yang menentukan takdir, bukan waktu atau bulan tertentu.3. Penjelasan Ulama tentang Makna Hadis Safar
Para ulama dari berbagai generasi telah memberikan penjelasan mendalam mengenai hadis tentang Bulan Safar, agar tidak disalahpahami oleh umat. Salah satunya adalah Imam An-Nawawi yang menyatakan bahwa bulan Safar sama seperti bulan lainnya dan tidak memiliki keistimewaan dalam hal membawa kesialan atau keberuntungan.Dalam Syarh Nawawi ala Muslim, dijelaskan bahwa makna dari hadis tentang Bulan Safar adalah bahwa Rasulullah SAW ingin meniadakan keyakinan keliru yang berkembang di masyarakat. Ini merupakan bagian dari dakwah tauhid yang menjadi pondasi utama Islam.Ulama tafsir modern seperti Syaikh Abdurrahman As-Sa’di juga memberikan penekanan bahwa hadis tentang Bulan Safar merupakan bentuk pendidikan kepada umat untuk menghindari sebab-sebab syirik kecil. Menisbatkan kejadian buruk kepada waktu, angka, atau tempat tertentu merupakan bentuk ketergantungan yang dilarang dalam Islam.Lebih lanjut, Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam fatwanya menyebutkan bahwa siapa pun yang masih meyakini bulan Safar sebagai bulan sial telah menyelisihi sabda Rasulullah SAW dalam hadis tentang Bulan Safar. Ia menegaskan bahwa keyakinan tersebut harus dihapus dan diganti dengan iman serta tawakal kepada Allah SWT.Jadi, para ulama sepakat bahwa hadis tentang Bulan Safar harus dijadikan pedoman dalam menyikapi berbagai kepercayaan lokal atau adat yang tidak sesuai dengan Islam. Hanya dengan ilmu dan pemahaman yang benar, umat Islam bisa terhindar dari keyakinan yang merusak akidah.4. Praktik Positif di Bulan Safar Menurut Sunnah
Meski banyak mitos yang berkembang, Islam justru mendorong umatnya untuk tetap beramal saleh di bulan Safar. Hal ini sebagai bentuk pembuktian bahwa hadis tentang Bulan Safar bukan hanya bersifat larangan terhadap keyakinan batil, tapi juga ajakan untuk mengisi waktu dengan amal kebaikan.Beberapa sahabat Rasulullah SAW tetap melakukan perjalanan, pernikahan, dan kegiatan lainnya di bulan Safar. Bahkan, beberapa peperangan penting dalam sejarah Islam juga terjadi pada bulan Safar, menunjukkan bahwa tidak ada larangan dalam beraktivitas. Ini menegaskan kebenaran dari hadis tentang Bulan Safar.Umat Islam dapat mengisi bulan Safar dengan memperbanyak salat sunnah, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan memperbaiki diri. Tidak ada ibadah khusus yang disyariatkan untuk bulan ini, namun segala amal saleh yang dilakukan tetap mendapatkan pahala dari Allah. Semua ini sesuai dengan semangat hadis tentang Bulan Safar yang mendorong kita untuk mematahkan mitos dengan tindakan nyata.Jika umat Islam tetap percaya bahwa bulan Safar adalah bulan sial dan enggan berbuat baik, maka mereka telah menyia-nyiakan kesempatan meraih pahala. Oleh karena itu, hadis tentang Bulan Safar harus dijadikan motivasi untuk beramal, bukan alasan untuk takut dan berhenti berusaha.Kesadaran ini penting untuk ditanamkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun dakwah di masyarakat. Dengan menyampaikan hadis tentang Bulan Safar secara benar, umat akan lebih kritis terhadap tradisi yang bertentangan dengan syariat.Menjadikan Hadis sebagai Rujukan Utama
Sebagai penutup, penting bagi kita untuk menjadikan hadis tentang Bulan Safar sebagai rujukan utama dalam memahami waktu dan peristiwa. Islam tidak membenarkan keyakinan bahwa bulan tertentu membawa sial, karena semua yang terjadi adalah ketetapan Allah SWT.Dengan berpegang pada hadis tentang Bulan Safar, kita dapat membentengi diri dari pemahaman yang keliru dan membangun pola pikir yang sesuai dengan akidah Islam. Tidak ada larangan untuk menikah, bepergian, atau memulai usaha di bulan Safar, karena semua bulan adalah sama di hadapan Allah.Semoga artikel ini bisa menjadi referensi berharga dalam meluruskan pemahaman umat tentang bulan Safar, dan menjadi pengingat bahwa Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari segala bentuk tahayul dan syirik kecil.
08/08/2025 | admin
BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta Membuka Beasiswa Riset S1 dan S2 Tahun 2025
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Daerah Istimewa Yogyakarta membuka pendaftaran Beasiswa Riset BAZNAS DIY Tahun 2025 bagi mahasiswa pendidikan tinggi S1 dan S2. Pendaftaran mulai 5-30 Agustus 2025. Beasiswa Riset BAZNAS DIY adalah program beasiswa dengan memberikan bantuan dana riset tugas akhir untuk membantu mahasiswa/i di perguruan tinggi jenjang sarjana dan Pascasarjana.
Ketentuan Umum
Mahasiswa dari keluarga dhuafa.
Ber-KTP dan KK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mahasiswa perguruan tinggi di DIY.
IPK minimal 3.00.
Tidak sedang menerima beasiswa dari lembaga/institusi lain.
Bantuan riset yang akan diterima sebesar Rp. 1.000.000 untuk S1, Rp. 1.500.000 untuk S2.
Jumlah penerima Beasiswa Riset sebanyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa.
Bersedia menjadi relawan BAZNAS DIY.
Keputusan BAZNAS DIY tentang penerima beasiswa tidak dapat diganggu gugat.
Persiapan Dokumen
Mengisi formulir pendaftaran.
Menyerahkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) asli.
Fotocopy KTP dan KK.
Fotocopy Kartu Tanda Mahasiswa (KTM ).
Transkrip nilai /IPK terakhir.
Surat keterangan aktif kuliah/Kartu Rencana Studi (KRS).
Mengisi surat pernyataan kesediaan menjadi relawan BAZNAS DIY.
Menyerahkan proposal riset (tugas akhir) yang sudah disahkan oleh dosen pembimbing.
Jadwal dan Tahapan Seleksi
Pendaftaran : 5-30 Agustus 2025
Seleksi proposal riset (internal tim) : 1 September 2025
Pengumuman : 8 September 2025
Akses Link
Link upload syarat-syarat: https://bit.ly/BeasiswaRisetBAZNASDIY2025
Download formulir pendaftaran dan surat pernyataan di: https://bit.ly/BeasiswarisetBAZNASDIY2025
07/08/2025 | Admin
Assessment dan Sosialisasi Program BMM di Masjid Al Mukhtar
Masjid Al Mukhtar, Banjararum, Kalibawang – BAZNAS DIY melaksanakan assessment dan sosialisasi Program BAZNAS Microfinance Masjid (BMM) sebagai langkah awal untuk menguatkan peran masjid dalam pemberdayaan umat.
Masjid tak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga pusat kemaslahatan masyarakat.
07/08/2025 | admin
Z-Coffee Hadirkan Stand Booth dalam Acara “Navigating Geopolitical Threats and Opportunities in the Insurance Industry”
BAZNAS Daerah Istimewa Yogyakarta – Z-Coffee UIN SUKA dibawah pendampingan BAZNAS DIY dan Z Coffee Hening turut meramaikan gelaran seminar nasional bertajuk "Navigating Geopolitical Threats and Opportunities in the Insurance Industry" yang digelar di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta pada 7-8 Agustus 2025. Dalam kesempatan tersebut, Z-Coffee menghadirkan stand booth khusus yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta acara.
Acara ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan di industri asuransi, mulai dari praktisi, akademisi, regulator, hingga pelaku bisnis dari berbagai wilayah. Kehadiran Z-Coffee memberikan sentuhan berbeda di tengah keseriusan diskusi yang berlangsung, dengan menghadirkan sajian kopi racikan terbaik dari barista profesional BAZNAS.
Booth Z-Coffee BAZNAS menjadi salah satu titik favorit para peserta untuk sejenak rehat, menikmati kopi berkualitas sambil menjalin jejaring dan berdiskusi santai. Beragam menu kopi khas Z-Coffee disajikan, mulai dari espresso, cappuccino, hingga signature drinks yang mengangkat cita rasa lokal.
Partisipasi ini merupakan bentuk komitmen Z-Coffee untuk terus mendekatkan diri dengan berbagai kalangan, khususnya komunitas profesional, serta memperkenalkan kopi Indonesia dalam suasana yang mendukung produktivitas dan pertukaran ide.
07/08/2025 | admin

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
Info Rekening Zakat